Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

[Review Jurnal] Jurnal Anak Kesulitan Belajar

Silahkan Baca Jurnal lengkap nya mengenai Anak Kesulian Belajar pada laman ini : Jurnal Anak Kesulitan Belajar
Pada tulisan kali ini merupakan Rewiew yang dilakukan penulis terhadap Jurnal Anak Kesulitan Belajar

KOMENTAR DAN PENDAPAT REVIEWER

            Menurut saya, dilihat dari isu yang diangkat bahwa metode pembelajaran guru sekolah dasar pada umumnya adalah monoton cukup membuat jurnal ini menarik. Kita semua tau bahwa anak, terutama anak usia sekolah dasar sangat mudah bosan dan sangat menyukai permainan. Apabila dalam pembelajaran seorang guru tidak pandai membuat variasi maka anak akan bosan bahkan tidak mengerti apa yang diajarkan karena perhatiannya akan teralihkan pada hal-hal yang menurut mereka lebih menarik. Seorang guru harus bisa membuat variasi pembelajaran dan harus dapat menarik perhatian muridnya.
            Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit bagi kebanyakan anak. Namun apabila guru bisa membuat variasi maka matematika akan menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka. Ide untuk menjadikan kalender sebagai media pembelajaran matematika saya rasa cukup menarik. Mengingat selama kalender hanya untuk melihat tanggal hari ini atau mencari tanggal merah untuk merencanakan liburan.
            Kemudian selama ini guru sd hanya menggunakan media lidi,kerikil atau biji buah asam sebagai media pembelajaran matematika yang akan merepotkan siswa apalagi siswa kelas 1 sd dalam membawanya karena akan mudah tercecer. Selain itu di SD, guru menggunakan media kalender untuk memerintahkan siswanya menggunting bagian tertentu untuk kemudian di temple sebagai penanda. Misalnya bagian angka, hari, atau bulan.
            Di era modern ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk membuat metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Kebanyakan orang kurang ulet jika harus meneliti metode yang rumit dan lebih suka mencari cara yang lebih mudah namun dengan hasil maksimal yang tidak kalah dengan penelitian yang rumit dan butuh waktu lama serta biaya yang tidak sedikit. Pembelajaran matematika dengan media kalender ini adalah cukup unik, menarik dan sangat sederhana namun bermanfaat.
Menjadi sangat penting adanya topik ini karena matematika harus dapat dikuasai anak mulai dari tingkat dasar untuk bekalnya ke depan. Dimulai dengan menyukai pelajaran matematika maka seorang anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang metematika. Jurnal ini sangat bermanfaat bagi ranah pendidikan matematika.
Judul yang digunakan dalam jurnal ini cukup bagus dan menarik. Pendahuluannya cukup jelas dengan disajikannya latar belakang penelitian. Namun dalam penulisan latar belakang dan tujuan penelitian tidak dipisah melainkan dijadikan satu dengan  pendahuluan sehingga menuntuk pembaca untuk membaca pendahuluan secara keseluruhan jika ingin mengetahui latar belakang dan tujuan penelitian. Jurnal ini tidak dilengkapi dengan hipotesis. Namun teori yang digunakan cukup mendukung penelitian ini. Metode penelitiannya menggunakan subjek tunggal. Sehingga pembaca tidak tau bagaimana hasilnya apabila penelitian ini diterapkan kepada subjek yang lain. Apakah akan berhasil meningkatkan kemampuan penjumlahan juga atau tidak berpengaruh sama sekali. Mungkin itu tergantung anaknya dan kembali pada cara guru dalam membimbing.
Hal ini sesuai pendapat Somantri (2006: 195) menjelaskan bahwa anak berkesulitan belajar adalah  sekelompok anak yang mengalami gangguan persepsi, konsep, ingatan, maupun ekspresi di dalam proses belajar. Sehingga belum tentu semua anak berkesulitan belajar mampu menerima dan mengerti penjumlahan matematika menggunakan kalender mengingat adanya gangguan persepsi, konsep dan ingatan. Karena taraf kesulitan anak bisa berbeda-beda. Oleh karena itu dirasa sangat penting untuk adanya subjek penelitiana lain sebagai pembanding.
Kemudian dalam jurnal ini tidak dijelaskan bagaimana cara  menggunakan media kalender yang dimaksud peneliti. Sehingga akan menimbulkan banyak persepsi atau bahkan ada pula yang tidak dapat membayangkan bagaimana berhitung menggunakan kalender. Padahal dilihat dari judul cukup menarik tapi ternyata di dalamnya tidak dijelaskan bagaimana cara menerapkannya.
Seharusnya dalam jurnal ini dijelaskan bagaimana cara menggunakan kalender untuk menghitung penjumlahan matematika. Sebagai  contoh penerapannya: misalkan siswa diperintahkan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan 9 + 4. Langkah - langkah yang dapat dilakukan antara lain guru dapat memerintahkan siswa untuk menunjuk angka 9 di kalender bekas. Lalu menunjuk empat angka setelah angka 9 dengan berurutan menuju angka yang lebih besar. Dalam contoh ini, menunjuk angka 10, 11, 12, dan berakhir pada angka 13.angka yang ditunjuk terakhir merupakan hasil dari operasi penjumlahan tersebut. Jadi hasil dari operasi penjumlahan 9 + 4 adalah 13. Namun perlu diingat bahwa kalender maksimal hanya ada hingga angka 31 jadi media kalender memang sangat tepat hanya bagi anak yang baru mempelajari penjumlahan yang hasilnya tidak lebih dari 21. Oleh karena ini penelitian ini benar adanya karena menggunakan subjek anak kelas 1 Sd yang baru belajar penjumlahan dengan hasil hingga 20.
Secara garis besar jurnal penelitian ini cukup bermanfaat hanya saja kekurangannya terletak pada metode penelitian yang menentukan keakuratan media kalender ini, tidak adanya penjelasan bagaimana media pembelajaran digunakan dan struktur artikel yang kurang lengkap. Seharusnya penyampaian cara penerapan tidak boleh terlupakan karena suatu penelitian yang berhasil kelak pasti akan digunakn oleh orang lain entah langsung diterapkan atau digunakan untuk pengembangan penelitian menggunakan media yang sama. Akan sangat disayangkan jika suatu penelitian yang telah berhasil namun tidak digunakan hanya karena tidak adanya pemaparan bagaimana media dalam penelitian itu digunakan.


DAFTAR PUSTAKA


Soemantri, Sutjihati . 2006, Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: PT Refika Aditama

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter