Silahkan Baca Jurnal lengkap nya mengenai Anak Kesulian Belajar pada laman ini : Jurnal Anak Kesulitan Belajar
Pada tulisan kali ini merupakan Rewiew yang dilakukan penulis terhadap Jurnal Anak Kesulitan Belajar
KOMENTAR DAN PENDAPAT REVIEWER
Menurut saya, dilihat dari isu yang diangkat bahwa metode
pembelajaran guru sekolah dasar pada umumnya adalah monoton cukup membuat
jurnal ini menarik. Kita semua tau bahwa anak, terutama anak usia sekolah dasar
sangat mudah bosan dan sangat menyukai permainan. Apabila dalam pembelajaran
seorang guru tidak pandai membuat variasi maka anak akan bosan bahkan tidak
mengerti apa yang diajarkan karena perhatiannya akan teralihkan pada hal-hal
yang menurut mereka lebih menarik. Seorang guru harus bisa membuat variasi
pembelajaran dan harus dapat menarik perhatian muridnya.
Pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit bagi
kebanyakan anak. Namun apabila guru bisa membuat variasi maka matematika akan
menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka. Ide untuk menjadikan kalender
sebagai media pembelajaran matematika saya rasa cukup menarik. Mengingat selama
kalender hanya untuk melihat tanggal hari ini atau mencari tanggal merah untuk
merencanakan liburan.
Kemudian selama ini guru sd hanya menggunakan media
lidi,kerikil atau biji buah asam sebagai media pembelajaran matematika yang
akan merepotkan siswa apalagi siswa kelas 1 sd dalam membawanya karena akan
mudah tercecer. Selain itu di SD, guru menggunakan media kalender untuk
memerintahkan siswanya menggunting bagian tertentu untuk kemudian di temple
sebagai penanda. Misalnya bagian angka, hari, atau bulan.
Di era modern ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk
membuat metode pembelajaran yang menarik bagi siswa. Kebanyakan orang kurang
ulet jika harus meneliti metode yang rumit dan lebih suka mencari cara yang
lebih mudah namun dengan hasil maksimal yang tidak kalah dengan penelitian yang
rumit dan butuh waktu lama serta biaya yang tidak sedikit. Pembelajaran
matematika dengan media kalender ini adalah cukup unik, menarik dan sangat
sederhana namun bermanfaat.
Menjadi
sangat penting adanya topik ini karena matematika harus dapat dikuasai anak
mulai dari tingkat dasar untuk bekalnya ke depan. Dimulai dengan menyukai
pelajaran matematika maka seorang anak akan dapat mengembangkan kemampuannya
dalam bidang metematika. Jurnal ini sangat bermanfaat bagi ranah pendidikan
matematika.
Judul
yang digunakan dalam jurnal ini cukup bagus dan menarik. Pendahuluannya cukup
jelas dengan disajikannya latar belakang penelitian. Namun dalam penulisan
latar belakang dan tujuan penelitian tidak dipisah melainkan dijadikan satu
dengan pendahuluan sehingga menuntuk
pembaca untuk membaca pendahuluan secara keseluruhan jika ingin mengetahui
latar belakang dan tujuan penelitian. Jurnal ini tidak dilengkapi dengan
hipotesis. Namun teori yang digunakan cukup mendukung penelitian ini. Metode
penelitiannya menggunakan subjek tunggal. Sehingga pembaca tidak tau bagaimana
hasilnya apabila penelitian ini diterapkan kepada subjek yang lain. Apakah akan
berhasil meningkatkan kemampuan penjumlahan juga atau tidak berpengaruh sama
sekali. Mungkin itu tergantung anaknya dan kembali pada cara guru dalam
membimbing.
Hal
ini sesuai pendapat Somantri (2006: 195) menjelaskan bahwa anak berkesulitan
belajar adalah sekelompok anak yang
mengalami gangguan persepsi, konsep, ingatan, maupun ekspresi di dalam proses belajar.
Sehingga belum tentu semua anak berkesulitan belajar mampu menerima dan
mengerti penjumlahan matematika menggunakan kalender mengingat adanya gangguan
persepsi, konsep dan ingatan. Karena taraf kesulitan anak bisa berbeda-beda.
Oleh karena itu dirasa sangat penting untuk adanya subjek penelitiana lain
sebagai pembanding.
Kemudian
dalam jurnal ini tidak dijelaskan bagaimana cara menggunakan media kalender yang dimaksud
peneliti. Sehingga akan menimbulkan banyak persepsi atau bahkan ada pula yang
tidak dapat membayangkan bagaimana berhitung menggunakan kalender. Padahal
dilihat dari judul cukup menarik tapi ternyata di dalamnya tidak dijelaskan bagaimana
cara menerapkannya.
Seharusnya
dalam jurnal ini dijelaskan bagaimana cara menggunakan kalender untuk
menghitung penjumlahan matematika.
Sebagai contoh penerapannya: misalkan siswa
diperintahkan untuk menyelesaikan operasi penjumlahan 9 + 4. Langkah - langkah
yang dapat dilakukan antara lain guru dapat memerintahkan siswa untuk menunjuk
angka 9 di kalender bekas. Lalu menunjuk empat angka setelah angka 9 dengan
berurutan menuju angka yang lebih besar. Dalam contoh ini, menunjuk angka 10,
11, 12, dan berakhir pada angka 13.angka yang ditunjuk terakhir merupakan hasil
dari operasi penjumlahan tersebut. Jadi hasil dari operasi penjumlahan 9 + 4
adalah 13. Namun perlu diingat bahwa kalender maksimal hanya ada hingga angka
31 jadi media kalender memang sangat tepat hanya bagi anak yang baru
mempelajari penjumlahan yang hasilnya tidak lebih dari 21. Oleh karena ini
penelitian ini benar adanya karena menggunakan subjek anak kelas 1 Sd yang baru
belajar penjumlahan dengan hasil hingga 20.
Secara
garis besar jurnal penelitian ini cukup bermanfaat hanya saja kekurangannya
terletak pada metode penelitian yang menentukan keakuratan media kalender ini,
tidak adanya penjelasan bagaimana media pembelajaran digunakan dan struktur
artikel yang kurang lengkap. Seharusnya penyampaian cara penerapan tidak boleh
terlupakan karena suatu penelitian yang berhasil kelak pasti akan digunakn oleh
orang lain entah langsung diterapkan atau digunakan untuk pengembangan
penelitian menggunakan media yang sama. Akan sangat disayangkan jika suatu
penelitian yang telah berhasil namun tidak digunakan hanya karena tidak adanya
pemaparan bagaimana media dalam penelitian itu digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Soemantri,
Sutjihati . 2006, Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: PT Refika Aditama
Post a Comment
Post a Comment