Ads 720 x 90

Fiksioner Free Blogger Theme Download

Ringkasan Lengkap Materi Kuliah Teknologi Pembelajaran

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Pendekatan adalah suatu cara pandang terhadap sesuatu. Model adalah suatu kerangka berfikir yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran adalah perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau urutan langkah-langkah pelaksanaan pembelajran untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk penyampaian pelajaran. Metode pembelajaran  adalah cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995). Teknik adalah cara-cara khusus yang diterapkan oleh guru  dalampenyampaian pelajaran.
Banyak jenis model pembelajaran yang dapat dipilih seorang guru, diantaranya : 

   1. Belajar Kolaboratif 

     Memiliki prinsip pokok adanya kerjasama 2 orang atau lebih, memecahkan masalah bersama dalam kelompok, mencapai tujuan tertentu yang sama, dan adanya ketergantungan yang positif. Bentuk-bektuk belajar kolaboratif antara lain Student Team Achievement Divisions, Team Games Tournament, dan Jigsaw. 
     

      2.   Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara).

3.   Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan

Pemecahan masalah (problem solving) bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Belajar Penemuan (discovery learning) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan.

4.      Belajar melalui Pengalaman

Dengan experiental learning, pengalaman seseorang bertambah melalui kehidupan,pendidikan dan bekerja. Ide-ide dibentuk kembali melalui pengalaman, melalui proses yang berkelanjutan dalam suatu siklus.

5.      Pembelajaran Terpadu

     Merupakan metode pengorganisasian isi pembelajaran dengan memanfaatkan bidang-bidang studi atau mata pelajaran yang sesuai uyntuk mengembangkan konsep-konsep yang dimiliki oleh guru. 
     

6. Quantum learning

  Merupakan pembelajaran yang mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,menyenangkan dan menggairahkan dengan indikator keberhasilan peserta didik sejahtera.

7.      Resource based learning

Meliputi open learning,distance learning, dan flexible learning.

Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan oleh guru diantaranya : Metode ceramah, yaitu penuturan secara lisan oleh guru ; Metode Tanya-jawab ; Metode Diskusi, yaitu metode yang memberikan peserta didik untuk berpendapat,membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah ; Metode kerja kelompok, yaitu peserta didik dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu ; Metode demonstrasi, yaitu metode yang digunakan untuk menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan atau suatu proses ; Metode eksperimen, yaitu suatu metode yang meibatkan guru bersama peserta didikmencoba mengerjakan sesuatu dan mengamati proses dari hasil percobaan itu ; Metode sosiodrama ; Metode pemberian tugas belajar dan retisasi, merupakan pemberian pekerjaan oleh ghuru kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dengan tahap akhir resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajarai ; Metode Drill ; Metode Karyawisata, yaitu guru mengajar peserta didik ke suatu tempat untuk mempelajari sesuatu dalam rangka suatu pelajaran di sekolah.

Berikut ini penjelasan mengenai metode drill dan soiodrama:

Metode Drill Dan Sosiodrama

Drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Sedangkan metode bermain peran dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode sosiodrama merupakan cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan menirukan tingkah laku dari sesuatu situasi sosial. Sedangkan metode bermain peran lebih menekankan pada keikutsertaan para murid untuk memainkan peranan/bermain sandiwara menirukan masalah-masalah sosial. tertentu. Kedua metode yang mempunyai maksud sama ini, sering dilakukan secara silih berganti dalam implikasinya sehingga diharapkan anak-anak akan lebih menghayati pelajaran yang diberikan. Sosiodrama tepat digunakan pada materi yang berhubungan dengan masalah-masalah fenomena sosial menyangkut hubungan antara manusia, seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain-lain. Topik yang juga bisa diangkat dalam metode bermain peran adalah misalnya kejadian seputar pemberontakan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan, atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.

Metode sosiodrama:

  • Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
  • Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
  • Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
  • Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.
Sebaiknya guru tidak hanya menerapkan satu metode saja, selain peserta didik menjadi bosan, juga kelemahan dalam satu metode dapat ditutup dengan kelebihan metode yang lain.

Related Posts

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter