MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan adalah suatu cara pandang terhadap sesuatu. Model adalah suatu kerangka berfikir
yang dipakai sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Strategi pembelajaran
adalah perpaduan dari urutan kegiatan dan cara pengorganisasian materi
pelajaran, peserta didik, peralatan, bahan serta waktu yang digunakan dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau urutan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajran untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk penyampaian
pelajaran. Metode pembelajaran adalah
cara yang ditempuh guru untuk menciptakan suasana pengajaran yang benar-benar
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar
anak yang memuaskan. (Sunaryo, 1995). Teknik adalah cara-cara khusus yang
diterapkan oleh guru dalampenyampaian
pelajaran.
Banyak jenis model
pembelajaran yang dapat dipilih seorang guru, diantaranya :
1. Belajar Kolaboratif
Memiliki prinsip pokok adanya kerjasama 2 orang atau lebih, memecahkan masalah
bersama dalam kelompok, mencapai tujuan tertentu yang sama, dan adanya ketergantungan yang positif.
Bentuk-bektuk belajar kolaboratif antara lain Student Team Achievement Divisions, Team
Games Tournament, dan Jigsaw.
2. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai
dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait
dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa
manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran
siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan
mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan
sosialisasi.
Ada tujuh indikator pembelajaran kontekstual sehingga
bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian,
motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu,
contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh
siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on,
mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis,
konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman
sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu,
rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan
sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian
portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan
berbagai cara).
3. Belajar Memecahkan Masalah dan Penemuan
Pemecahan masalah (problem
solving) bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Belajar Penemuan (discovery learning) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan
peserta didik dalam pemecahan masalah untuk pengembangan pengetahuan dan
keterampilan.
4. Belajar melalui Pengalaman
Dengan experiental
learning, pengalaman seseorang bertambah melalui kehidupan,pendidikan dan
bekerja. Ide-ide dibentuk kembali melalui pengalaman, melalui proses yang
berkelanjutan dalam suatu siklus.
5. Pembelajaran Terpadu
Merupakan metode pengorganisasian
isi pembelajaran dengan memanfaatkan bidang-bidang studi atau mata pelajaran
yang sesuai uyntuk mengembangkan konsep-konsep yang dimiliki oleh guru.
6. Quantum learning
Merupakan pembelajaran yang
mengedepankan unsur-unsur kebebasan, santai, menakjubkan,menyenangkan dan
menggairahkan dengan indikator keberhasilan peserta didik sejahtera.
7. Resource based learning
Meliputi open learning,distance learning, dan flexible learning.
Beberapa metode pembelajaran yang sering digunakan oleh
guru diantaranya : Metode ceramah, yaitu penuturan secara lisan oleh guru ;
Metode Tanya-jawab ; Metode Diskusi, yaitu metode yang memberikan peserta didik
untuk berpendapat,membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan masalah ; Metode kerja kelompok, yaitu peserta didik dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu ; Metode demonstrasi,
yaitu metode yang digunakan untuk menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya,
tiruan atau suatu proses ; Metode eksperimen, yaitu suatu metode yang meibatkan
guru bersama peserta didikmencoba mengerjakan sesuatu dan mengamati proses dari
hasil percobaan itu ; Metode sosiodrama ; Metode pemberian tugas belajar dan
retisasi, merupakan pemberian pekerjaan oleh ghuru kepada peserta didik untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dengan tahap akhir resitasi yang berarti
melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan atau dipelajarai
; Metode Drill ; Metode Karyawisata,
yaitu guru mengajar peserta didik ke suatu tempat untuk mempelajari sesuatu
dalam rangka suatu pelajaran di sekolah.
Berikut ini penjelasan mengenai metode drill dan soiodrama:
Metode Drill Dan Sosiodrama
Drill merupakan suatu
cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan
mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi
bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar
yang realistis, ia akan berusaha melatih keterampilannya. Bila situasi belajar
itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respons yang berubah, maka
keterampilan akan lebih disempurnakan.
Sedangkan metode bermain peran dan metode sosiodrama dapat dikatakan sama artinya. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Metode
sosiodrama merupakan cara mengajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan
menirukan tingkah laku dari sesuatu situasi sosial. Sedangkan metode bermain
peran lebih menekankan pada keikutsertaan para murid untuk memainkan
peranan/bermain sandiwara menirukan masalah-masalah sosial. tertentu. Kedua
metode yang mempunyai maksud sama ini, sering dilakukan secara silih berganti
dalam implikasinya sehingga diharapkan anak-anak akan lebih menghayati
pelajaran yang diberikan. Sosiodrama tepat digunakan pada materi yang
berhubungan dengan masalah-masalah fenomena sosial menyangkut hubungan antara
manusia, seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang
otoriter, dan lain-lain. Topik yang juga bisa diangkat dalam metode bermain
peran adalah misalnya kejadian seputar pemberontakan para pahlawan dalam
memperjuangkan kemerdekaan, atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad
teknologi informasi.
Metode sosiodrama:
- Memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berperan aktif mendramatisasikan sesuatu masalah sosial yang sekaligus melatih keberanian serta kemampuannya melakukan suatu agenda di muka orang banyak.
- Suasana kelas sangat hidup karena perhatian para murid semakin tertarik melihat adegan seperti keadaan yang sesungguhnya.
- Para murid dapat menghayati seseuatu peristiwa, sehingga mudah memahami, membanding-banding, menganalisa serta mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri.
- Anak-anak menjadi terlatih berpikir kritis dan sistematis.
Sebaiknya
guru tidak hanya menerapkan satu metode saja, selain peserta didik menjadi
bosan, juga kelemahan dalam satu metode dapat ditutup dengan kelebihan metode
yang lain.
Selanjutnya silahkan baca Ringkasan Lengkap Teknologi Pembelajaran (Bagian 2)
Post a Comment
Post a Comment